Semarang, Jawa Tengah, Merdekapostnews.top
Banjir yang melanda Kota Semarang selama hampir sepekan terakhir menelan dua korban jiwa dan masih merendam sejumlah wilayah hingga Rabu (29/10/2025). Hujan deras yang terus mengguyur membuat air belum juga surut di beberapa kecamatan.
Korban pertama bernama Eko Rusianto (43), warga Kelurahan Panggung Kidul, Kecamatan Semarang Utara. Eko dilaporkan tenggelam saat membersihkan sampah di kolam retensi Trimulyo tanpa mengenakan rompi pelampung. Sementara korban kedua, Faisal Azam Saputra, seorang anak yang hanyut terbawa arus di sekitar Jembatan Pertigaan Masjid Gebangsari, Kecamatan Genuk.
Menurut data BPBD Kota Semarang, banjir kali ini berdampak pada sekitar 63.450 jiwa dari 21.125 keluarga yang tersebar di 24 kelurahan di lima kecamatan, yaitu Genuk, Gayamsari, Pedurungan, Semarang Utara, dan Semarang Timur. Ketinggian air di beberapa titik bervariasi antara 10 hingga 80 sentimeter.
Selain merendam rumah warga, banjir juga mengganggu aktivitas ekonomi dan transportasi. Beberapa ruas jalan utama seperti Jalan Kaligawe dan kawasan industri Genuk sempat lumpuh karena tergenang air cukup tinggi.
Pemerintah Kota Semarang bersama Pemprov Jawa Tengah kini tengah melakukan langkah penanganan, termasuk menyiapkan rekayasa cuaca untuk mengurangi curah hujan ekstrem yang memicu banjir berkepanjangan. Pompa air dan saluran drainase juga sedang diperbaiki untuk mempercepat penyurutan air.
Kepala BPBD Kota Semarang mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak beraktivitas di sekitar sungai atau saluran air selama banjir berlangsung. Warga juga diminta segera melapor bila menemukan potensi bahaya atau korban yang membutuhkan pertolongan.
“Jangan bermain di aliran sungai atau genangan air karena arusnya bisa sangat kuat dan berisiko menelan korban,” ujar petugas BPBD Semarang.
Meski curah hujan mulai menurun pada Rabu pagi, BPBD memperingatkan bahwa potensi hujan sedang hingga lebat masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan.
(RED)












